+ BAHASA INDONESIA

+ BAHASA INDONESIA

Kisah Pangeran Adji Deck (Bagian 1) : Pangeran Kutai Yang Memilih Berumah Di Gunung Lipan

SISIKOTA.COM : Kami meminta informasi langsung kepada sejarawan Muhammad Sarip tentang ketokohan Pangeran Adji Deck. Karena cukup panjang, cerita berikut kami bagi dalam beberapa bagian dengan tujuan untuk memudahkan pembaca menghayati detail pengalaman sang sejarawan berinteraksi langsung dengan sesepuh Keraton Kutai Kertanegara tersebut.

 

Langit dijunjung bumi dipijak, jerami padi lahan dibajak

Kalau berkunjung haruslah bijak, Kami disini jangan hak diinjak

 

Kutipan pantung di atas saya peroleh dari seorang sepuh Kutai di Jakarta, namanya Adji Boly. Namun, pantun tersebut bukan karya Adji Boly, melainkan Adji Deck. Dirumahnya di kawasan Menteng (Jakarta Pusat), Adji Boly menunjukkan kepada saya selembar kertas berisi tujuh pantun. Teks pantun diketik menggunakan mesin tik manual. Di bagian pojok kiri atas tertulis pantun Busu Perapen. Lalu ada judulnya, “Beingat Ingatleh”. Di bagian bawah akhir pantun tertera nama perangkai karya, yaitu Adji Pangeran Hario Atmo Kesumo alias Adji Achmad Dick Belly. Dilengkapi pula dengan tanda tangan dan stempel bertuliskan Ketua Majelis Tata Nilai Adat Keraton Kutai Kartanegara. Adji Boly yang menoleksi naskah tersebut mengizinkan saya membawa manuskrip pantun untuk saya proses digitalisasi.

 

Sang pengarang pantun itu lebih populer dengan nama Adji Deck. Nama aslinya adalah Adji Bambang Sudjono. Nama aliasnya Adji Achmad Dick Belly, kelahiran 22 Februari 1940. Setelah dewasa, putra dari Adji Syahrifoeddin Adji Pangeran Hario Kesumo Yudo ini diberi gelar bangsawan Kutai dengan Adji Pangeran Hario Atmo Kesumo.

Di antara privilege Adji Deck adalah terlahir di Keraton Kutai, yang kini menjadi Museum Mulawarman Tenggarong. Setelah menempuh kehidupan selama 83 tahun, pada Jumat 4 Agustus 2023 tokoh budayawan Kutai itu tutup usia di sebuah rumah sakit di Samarinda.

 

Dalam masyarakat peminat budaya Kutai secara khusus dan Kalimantan Timur secara umum, Adji Deck merupakan figur yang dihormati. Pembawaannya tenang dan bersahaja. Meski seorang ningrat dan sepuh, dirinya cukup inklusif dalam melayani tamu yang berkunjung tanpa ketentuan feodalistis yang rumit atau berlebihan. Begitulah kesan saya ketika bertemu Datok Adji Deck di kediamannya di Samarinda. Pengalaman sebagai altet tinju atau olahraga lari di masa muda cukup membantu fisik dan memorinya yang cukup prima untuk individu yang berusia lebih dari 80 tahun.

 

Lokasi rumah Adji Deck di ibu kota Kalimantan Timur cukup unik. Dari puncak gunung Lipan di tepi jalan raya, perlu berjalan menuruni anak tangga yang berupa tumpukan batu menuju tepian sungai Mahakam. Beliau hidup menyepi di rumah sederhana berkonstruksi kayu di pinggir Mahakam. Putranya, Adji Nakia Abdurahman menemani dan membantunya sehari-hari. Kawasan rumahnya bukanlah pemukiman warga secara umum. Hanya bangunan kecil di antara pepohonan dan semak belukar yang menyelimuti perbukitan. Dari pelataran rumah Adji Deck tampak lalu lalang ponton batu bara. Juga bisa dilihat bangunan Big Mall di seberangnya dan jembatan Mahakam I serta jembatan Mahakam IV yang megah.

 

Keistimewaan berikutnya Adji Deck adalah menerima warisan folklor langsung dari Sultan Adji Mohamad Parikesit (teks Mohamad, bukan Muhammad atau Mohammad, sesuai teks pada dokumen autentik yang ditandatangani oleh Sultan Adji Mohamad Parikesit sendiri). Folklor yang dimaksud adalah cerita rakyat, tutur lisan, adat istiadat tentang Kutai. Hubungan kekerabatan antara Sultan Parikesit dan Adji Deck adalah kakek dan cucu. Sultan Parikesit menyampaikan folklor Kutai kepada Adji Deck secara berkala setelah Kesultanan Kutai Kertanegara dihapus oleh Pemerintah RI pada 21 Januari 1960. Sultan Parikesit yang tidak lagi menjabat Kepala Daerah Istimewa Kutai lebih sering ke Samarinda menemui Adji Deck. Sultan nyaman bertutur kepada cucunya, termasuk mengungkapkan curahan hati terkait problematik yang menimpa kesultanan di era Komando Dwikora 1964-1965. (Muhammad Sarip-bersambung).

 

PILIH BAHASA

+ BAHASA INDONESIA

CARI

PERISTIWA TERKINI

+ BAHASA INDONESIA

TONTON

PERISTIWA TERKINI